إِنَّ
أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ () فِيهِ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آَمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah
(Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia Padanya terdapat
tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim ; barangsiapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (Ali Imran 96-97)
Keberkahan Masjidil Haram
Keberkahan ini dilihat dari 2 sisi: dari sisi fisik dan non fisik.
Keberkahan ini dilihat dari 2 sisi: dari sisi fisik dan non fisik.
1.
Keberkahan dari sisi fisik
Sebagaimana yang disebutkan oleh
Alloh dalam Firman-Nya:
وَقَالُوا
إِن نَّتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّن
لَّهُمْ حَرَماً آمِناً يُجْبَى إِلَيْهِ
ثَمَرَاتُ
كُلِّ شَيْءٍ رِزْقاً مِن لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan mereka berkata: “Jika kami
mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”.
Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah
suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam
(tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui”.
(Al-Qashash 57)
Ini merupakan keberkahan dari do`a
Nabi Ibrahim `alaihissalam, ketika beliau berdo`a:
رَّبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ
الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ
أَفْئِدَةً
مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ
يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku
telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami
(yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur”.
(Ibrahim 37).
Dan setiap orang yang datang dan
mengunjungi Masjidil Haram maka dia akan merasakan keberkahan ini, bahwa
makanan dan buah-buahan begitu melimpah bahkan harganya bisa lebih murah
dibandingkan di tempat-tempat lain.
2.
Keberkahan dari sisi non fisik
Pahala yang melimpah yang diberikan
kepada para jama`ah haji dan umrah, mereka yang thowaf, i`itikaf dan mendirikan
shalat di dalamnya.
Sebagaimana riwayat dari sahabat Abu
Hurairah, Rasulullah shalallah`alaihi wa sallam bersabda:
“العُمْرَةُ
إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالحَجُّ المَبْرُوْرُ لَيْسَ
لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ”
“Satu Ibadah umrah ke umrah berikutnya
sebagai penghapus dosa diantara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan
baginya kecuali surga”(Muttafaq`alaihi).
Dan dari Abu Hurairah juga beliau
berkata: aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu`alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
حَجَّ لِلّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ
“Barangsiapa
yang berhaji karena Alloh, lalu dia tidak berkata dan berbuat keji, maka dia
akan kembali seperti hari disaat dia dilahirkan ibunya” (Muttafaq`alaihi).
Dari Jabir radhiyallahu`anhu,
bahwasannya Rasulullah shalallahu`alaihi wa sallam bersabda:
صَلاةٌ
فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلا الْمَسْجِدَ
الْحَرَامَ ، وَصَلاةٌ فِي
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفٍ فِيمَا
سِوَاه.
“Shalat
di Masjidku lebih utama 1000 kali shalat dibandingkan shalat di masjid yang
lain, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000
kali lipat dibandingkan shalat di masjid yang lain”. (Ibnu Majah 1406, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Tanda-tanda
Keagungan yang terdapat dalam Masjidil Haram
Masjidil
Haram memiliki tanda-tanda keagungan yang terdapat di dalamnya yang menunjukkan
kesucian dan kekhususan baginya.
Diantara
tanda keagungan Masjidil Haram adalah:
·
Firman Alloh:
مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ
وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِناً
“maqam
Ibrahim ; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia” (Ali Imran 97).
·
Hadist Nabi yang menyebutkan keutamaan Masjidil Haram yang Berkata
Ibnu Al-`Athiyyah: “Alloh menjadikan Maqam Ibrahim dan keamanaan bagi siapa
saja yang masuk ke baitullah sebagai bentuk nyata akan kesucian Masjidil Haram,
dan secara sengaja disebutkan karena keagungan keduanya, dan kedua tanda
tersebut sebagai hujjah (argument) bagi orang-orang kafir yang mengingkarinya,
dimana mereka mendapati kedua tanda ini dengan panca indera mereka. Dan hal ini
tidak pernah diperselisihkan di kalangan bangsa Arab akan kebenaran dan
keshahihannya hingga Alloh menetapkannya di dalam al-Qur`an”.
·
Hajar Aswat (Batu Hitam) yang
diturunkan dari surga; yang menjadi hati setiap orang mengagungkannya sebelum
datangnya Islam.
·
Batu maqam; yaitu batu yang
dijadikan pijakan oleh nabi Ibrahim `alaihissalam saat beliau meninggikan
Ka`bah dan sampai hari ini kita dapat menyaksikannya.
·
Air zam-zam, yang Alloh karuniakan
kepada Hajar atas kesabarannya; dan juga manfaat zam-zam bagi siapa saja yang
meminumnya, dan air tersebut tetap mengalir dan terus bertambah banyak hingga
saat ini.
·
Keamanan Masjidil Haram sepanjang
masa, sejak zaman jahiliyyah orang-orang saling membunuh, merampas dan berbuat
aniaya kecuali di Masjidil Haram; termasuk juga keamanan bagi binatang dan
pepohonan yang hidup dan tumbuh di sekitar Masjidil Haram.